Foto Pexels. |
Di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan, terdapat seorang pemuda bernama Rama. Hari itu, langit cerah dengan sinar matahari yang bersinar terang. Rama duduk di taman kota yang sepi, merenung dengan ponselnya yang tergeletak di pangkuannya.
Dia terlihat sibuk mengamati sekitar sambil sesekali menatap layar ponselnya. Sementara itu, seorang kakek duduk di bangku taman di dekatnya, memandangi anak-anak yang sedang bermain dengan ceria.
Kakek itu, bernama Pak Slamet, tersenyum lebar sambil melihat ke arah Rama. "Hai nak, kelihatannya kamu sedang terjebak dalam duniamu sendiri. Ponselmu menyita perhatianmu sepenuhnya."
Rama mengangkat kepalanya dan tersadar bahwa ada seseorang yang berbicara padanya.
Dia menjawab dengan sedikit kikuk, "Maaf, Pak. Saya sedang sibuk dengan urusan saya."
Pak Slamet tertawa lembut. "Tidak perlu minta maaf, nak. Namaku Slamet. Sedangkan kamu?"
"Rama, Pak. Senang bertemu dengan Anda." Rama menanggapi sambil tersenyum.
Pak Slamet kemudian melanjutkan, "Kau tahu, Rama, kadang kita terlalu sibuk dengan hal-hal kecil yang membuat kita lupa akan keindahan dunia di sekeliling kita. Lihatlah anak-anak yang sedang bermain di sana. Mereka begitu ceria, tanpa harus terpaku pada layar gawai mereka."
Rama terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Pak Slamet. Dia melihat anak-anak yang tertawa riang sambil bermain bebas tanpa kecemasan.
Rasa penasaran Rama pun memuncak, membuatnya akhirnya meletakkan ponselnya dan bergabung dengan anak-anak di taman.
Dia terlibat dalam permainan yang penuh kegembiraan, lupa akan segala urusan yang mengganggu pikirannya sebelumnya.
Seiring matahari beranjak ke barat, Rama yang baru saja bermain dengan anak-anak itu kembali ke bangku taman. Kini, dia menyadari betapa indahnya suasana yang dia lewatkan selama ini.
Ia menatap Pak Slamet dengan senyum yang ikut cerah. "Terima kasih, Pak Slamet. Saya merasa begitu bebas dan bahagia sekarang."
Pak Slamet mengangguk penuh pengertian. "Ketika kita belajar untuk melihat keindahan dalam hal-hal sederhana, hidup akan terasa lebih berarti, Nak. Dan ingatlah, kebahagiaan itu seringkali kita temukan dalam momen-momen yang tak terduga."
Rama tersenyum, mengucapkan terima kasih, lalu meninggalkan taman dengan hati yang penuh dengan rasa gembira dan penuh kesadaran akan keindahan kehidupan yang sebenarnya.