Foto Ishak Mehmet di Pexels. |
Setiap langkah kehidupan adalah anugerah, setiap napas adalah rahmat, dan setiap nikmat adalah karunia dari Tuhan Maha Pencipta. Allah SWT, dalam kemurahan-Nya, telah melimpahkan kepada hamba-Nya berbagai kenikmatan yang tak terhitung banyaknya.
Syukur adalah jembatan yang menghubungkan hati manusia dengan Sang Pemberi Nikmat. Tuhan mencintai hamba-Nya yang bersyukur dan rasa syukur adalah bentuk pengakuan atas kebesaran-Nya.
Saat kita melafalkan hamdalah, itu adalah ungkapan terima kasih yang tulus kepada Tuhan atas segala berkah yang Dia limpahkan.
Namun, syukur tak hanya berbicara dengan kata-kata. Ketika kita mendapatkan karunia, seharusnya kita juga berusaha memberikan balasan atas nikmat itu.
Bersujud syukur misalnya, adalah wujud nyata rasa syukur kepada Tuhan. Saat kesenangan dan kelimpahan datang, bersujudlah untuk mengungkapkan terima kasih yang dalam atas segala pemberian-Nya.
Selain itu, syukur juga tercermin dalam tindakan kita sehari-hari. Bekerja keras dan berusaha maksimal terhadap fasilitas yang Tuhan berikan merupakan salah satu wujud syukur yang sebenarnya.
Ketika Tuhan memberikan kesempatan untuk belajar, maka menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh adalah cara kita mensyukurinya. Menghargai kesempatan belajar adalah upaya konkret kita untuk membalas kebaikan-Nya.
Syukur dalam nikmat bukanlah sekadar ungkapan lisan, tetapi juga tindakan yang mengalir dari hati. Saat kita menerima nikmat-Nya, seharusnya kita berusaha untuk memberikan yang terbaik, menjaga nikmat tersebut, dan menggunakan nikmat itu sebagaimana yang dikehendaki oleh-Nya.
Jika kita benar-benar mensyukuri nikmat, itu akan tercermin dalam perilaku dan tindakan kita. Setiap langkah yang kita ambil, setiap kesempatan yang kita manfaatkan, semuanya adalah wujud syukur yang kita tujukan kepada Maha Pemberi Nikmat.